Review 8 Maret 2009…

Hari Minggu, 8 MARET 2009 benar benar menjadi festival kerakyatan. khususnya masyarakat Kota Batu yang menjadi tuan rumah tetap agenda tahunan Bantengan Nuswantara 2009.

Lebih dari 3500 manusia yang menjadi peserta pengisi acara dan lebih dari 35.000 penonton yang memadati Jalan Raya Utama Kota Batu sepanjang 4 km.

Iring iringan jidor, ketipung, gamelan dan suluhan mengiringi Tarian 500 Bantengan membuat suasana Kota Batu yang biasanya adem ayem, hari Minggu kemarin benar benar dibuat Meriah.

kekhawatiran sempat melanda kami beberapa saat… Bagaimana tidak, pukul 09.00 WIB sesuai jadwal start peserta pawai harus diberangkatkan, ketika Cemeti dari Ketua Panitia Agus Tubrun dilecutkan pertama kalinya sebagai tanda Pawai harus berangkat. Tiba-tiba saja Hujan deras turun, benar benar sebuah hujan yang sangat deras…

Dan Alhamdulillah… Hujan yang sangat deras dapat terang setelah 1 jam membasahi kami dan para peserta. Dan yang lebih luar biasa adalah antusiasme peserta dan penonton yang tetap memadati area pagelaran.

Setelahnya, mulai jam 10 pagi sampai jam 5 sore acara berjalan dengan tertib, nyaman dan aman secara keseluruhan.

Pagelaran Bantengan Nuswantara 2009 diawali oleh pertunjukan Atraksi Pecutan (Pendekar Cemeti) dari Padepokan Sanggar Bodho Desa Pesanggrahan Kota Batu. Keunikan atraksi adalah suara meletup mirip mercon yang ditimbulkan oleh lecutan Tali Cemeti (cambuk).

Dibelakangnya, lebih dari 100 grup Bantengan yang berasal dari wilayah Malang Raya tak lelah menyuguhkan permainan terbaik kepada seluruh penonton yang antusias berdiri berjajar dari Stadion Luar Brantas hingga sampai Pertigaan Samadi Kota Batu – Jawa Timur.

Setiap sampai di depan balai Kota Batu, Tribun Penghormatan. Masing-masing peserta menyajikan penampilan terbaiknya. Dari atraksi pencak silat kembangan sampai pada atraksi gambus kekebalan tubuh, salah satu peserta yang berasal dari Desa Nglajar, Kota Batu dengan gagah beraninya beratraksi menusuk-nusuk tubuhnya dengan benda tajam.

Tinggalkan komentar