Gebyak Bantengan ing Nuswantara Artnival

image

“Bantengan” performed today at Nuswantara Artnival, Kusuma Agrowisata resort at kota wisata Batu Jawa Timur . 500 participants are getting involved together to run this ritual dance.
It said by eldery, the root of “Bantengan” are coming from Singhasari kingdom era arround 1200 – 1300. Banteng are known as water buffalo, has first perfomed by the Singhasari infantry soldier. Later the “bantengan” become as traditional folk performance. Bantengan player are possesed by buffalo spirits, they will acted like buffalo and fight among of them with brutal and hars action. Heart thrilled ritual performance .

image

image

BANTENGAN NUSWANTORO (Belum Habis)

posting blog saking:

Aswin Yoga Pradana http://blog.djarumbeasiswaplus.org/aswinyoga/2013/10/02/bantengan-nuswantoro

Membahas soal “Bangga Indonesia” tidak lepas dari bagaimana kita mengapresiasi apa yang dimiliki oleh Indonesia itu sendiri. Indonesia mempunyai sekitar 300 etnis yang setiap etnis memiliki keragaman seni dan budaya masing-masing. Batik, Angklung, Reog dan masih banyak lainya adalah hasil buah pikiran bangsa yang didalamnya terkandung banyak filosofi hidup bermasyarakat.

Untuk budaya seperti batik, angklung dan reog sepertinya sudah umum kita kenal. Di tulisan kali ini saya akan menceritakan soal kesenian “Bantengan”. Kesenian bantengan sendiri adalah gabungan dari seni beladiri silat dan juga tari-tarian. Menurut berbagai sumber, bantengan sendiri di ciptakan oleh seorang ksatria/patih dari kerajaan kanjuruhan (sekarang Malang Raya). Untuk menggali informasi mengenai kesenian bantegan ini sangat sulit, narasumber saya Mas Agus (Pendekar Bantengan Nuswantara) sampai harus melakukan tapa (semedi) dan bertanya kepada leluhur mengenai asal muasal dari bantengan.

Mas Agus (Rambut Gondrong)
wpid MG 1954 1 Bantengan Nuswantara (Belum Habis)

Seperti namanya, gerak tarian bantengan diambil dari gerakan hewan banteng seperti langkahnya, gelengan kepala dan lain sebagainya. Unsur leluhur adalah yang terpenting dalam kesenian bantengan ini mulai dari awal membuat kepala bantengan sampai dengan saat pertunjukanya. Mas Agus menceritakan, untuk membuat kepala bantengan tidak sembarang orang bisa membuatnya. Bentuk dan ornamen yang ada di kepala bantengan adalah “pesanan” dari leluhur yang di linggihkan di kepala bantengan. Tidak jarang saat membuat kepala bantengan si pembuat di pandu (secara tidak sadar) oleh kekuatan diluar dirinya.

Latihan di Sanggar silat bantengan

wpid IMG 0412 Bantengan Nuswantara (Belum Habis)

Sebelum memulai tari bantengan, para pemain akan mengadakan upacara di punden tempak diadakanya pertunjukanya. Pertunjukan Bantengan sangat jauh dari unsur komersil, untuk mengadakan pertujukan para pemain gotong-royong patungan.Diiringi dengan musik gamelan jawa, pemain bantengan akan menari-nari dengan mengenakan kepala bantengan (saat pertunjukan pemain di bantu leluhur yang di linggih kan didalam kepala bantengan, karena beratnya bisa mencapai 20kg, hampir mustahil pemain bisa menari dengan mengenakan kepala bantengan). Selama pertunjukan kita juga bisa menyaksikan macanan yang mengiringi pemain bantengan. Sanggar kesenian Bantengan sendiri tersebar di Malang Raya, Kediri, Probolinggo dan Pasuruan, setiap daerah juga memiliki ciri khasnya masing-masing.

suasana pertunjukan bantengan
wpid MG 2073 Bantengan Nuswantara (Belum Habis)

wpid MG 20511 Bantengan Nuswantara (Belum Habis)

Selain tulisan diatas, saya bersama teman-teman juga membuat video dokumenter kesenian Bantengan sebagai apresiasi kami atas budaya Indonesia yang kami banggakan. Yang membuat saya semakin bangga, teman-teman NGO dari Kanada dan Amerika juga mengapresiasi bantengan dengan mengcopy video ini untuk dijadikan oleh-oleh.
Bantengan Nuswantara

Semoga kesenian bantengan dapat terus dilestarikan untuk generasi-generasi berikutnya.

“Ayo bersama-sama mengangkat salah satu kesenian ini, yaitu kesenian Bantengan ke permukaan dengan luar biasa. Dengan ikhlas, tidak ada proyek, tidak ada apa-apa” – Mas Agus (Pemimpin Bantengan Nuswantara)

Sumber foto : AswinYP (@as_wiin)

 

* bagi kami, seni tradisi memang tidak akan pernah habis. Sejak awal “penciptaan” kreasi, akan selalu berkembang penciptaan baru sebagai metamorfosis kebudayaan, yang notabene ia adalah kehidupan itu sendiri.

Salam Penggiat Budaya. Joyo Joyo Agung Nuswantoro!!!

#GalangDana Bantengan Nuswantara

Sebagai gerakan yang belum mempunyai legal formal dan founding khusus, Masyarakat Penggiat Budaya selama ini lebih mengandalakan sistem gotong royong untuk menyelenggarakan acara BANTENGAN NUSWANTARA.

Namun, antusias terhadap kaos Bantengan Nuswantara, menjadikan hal ini peluang. Inisiatif @Dwisaniman sebagai bendahara adalah memproduksi kaos bantengan Nuswantara, yang mana 10 % harga jual akan digunakan sebagai dana kegiatan penyelenggaraan International Trance Carnival Bantengan Nuswantara tahun depan.

kaos Bantengan Nuswantara, aksi #GalangDana oleh @DwiSaniman (Bendahara Penggiat Budaya)

Harga Dewasa : Rp 50.000,-

Kerah Polo        : Rp 60.000,-

Anak-anak         : Rp 30.000,-

(Harga belum termasuk ongkos kirim)

#klikhatiMerck Project (Budaya)

#‎Bantengan‬ “show” di Jakarta.

Ya, mimpi bagi kami bisa menggaungkan kesenian Bantengan ini ke seantero Indonesia, mulai mendekati kenyataan. Tepatnya telah kami mulai kemarin, bertepatan dengan project implikasi #klikhatiMerck 2013, berjudul #LenteraBantengan.

Baca lebih lanjut

Bantengan, dimana letak seninya?

‪#‎Bantengan‬, dimana letak seninya? Kalo bisanya cuman kalap lan ndadi (kesurupan) tok?

Ini pertanyaan menggelitik dan sering diucapkan masyarakat awam. Wajar, terutama saat menonton karnaval bantengan sebesar ‪#‎bantengannuswantara‬ atau karnaval selamatan desa, dan lainnya misal. Dimana ada ribuan bantengan turun jalan, menari ditabuhi musik yg bertalu talu, kalap dan ndadi dengan gerak tak beraturan.

Wajar pula, sebagai penonton mayoritas berprinsip pragmatis. Mereka datang dari rumah masing-masing menuju lokasi acara tujuannya ingin tahu tontonan dan mencari hiburan.

Baca lebih lanjut

#LenteraBantengan

#‎Bantengan‬ akan “show” di Jakarta. Pada acara silaturahmi budaya Jum’at (26/7) kemarin, komunitas sastra @fiksimini mengajak @penggiatbudaya #BantenganNuswantara utk “performance” dihadapan multi komunitas muda Jakarta.

Tepatnya di kedai Lentera, Jl. Sawo Manila 10 Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta.

Hari Rabu, 31 Juli 2013 mulai jam 7 malam.

Acara : MultiDialog & Muter Film Dokumenter #Bantengan.

Lentera-Bantengan

Gerilya kebudayaan ini adalah tahap lanjutan perjalanan seni Bantengan sebagai garis horison cakrawala harmoni budaya Nuswantara.  Juga sebagai tahapan implementasi #klikHatiMerck 2013, sebuah kompetisi gerakan sosial berbasis social media.

Salam.. Rahayu.. Rahayu..

Bagaimana Bantengan Nuswantara Selanjutnya?

kirab-5

Sebagai gerakan yang menggalang kebersamaan lebih dari 100 grup seni Bantengan, Penggiat Budaya berfikir keras bagaimana seharusnya gelar Int’l Trance Carnival Bantengan Nuswantara dapat terus kami selenggarakan dengan sukses.

Seperti halnya tagline gerakan kami : Sinergis – Konsisten – Kebersamaan Mutual, kami selalu membuka kerjasama dengan komunitas lintas interes dalam satu isu yang kami tawarkan yakni mengkreasi seni tradisi secara multi lintas media. Harapannya, dari sinilah Bantengan semakin dikenal dan menjaga orisinalitas karakternya. Berikut langkah-langkah yang akan kami laksanakan, yaitu :

  1. Konsep acara Karnaval sepanjang 3 km kami ubah dalam format Arts Festival (Non-competition). Yakni menggelar pertunjukan seni Bantengan kolosal pada waktu malam hari bertempat di satu lokasi stadion. Dengan tata kreasi tari, panggung, musik, lighting dan souns system yang spektakuler.
  2. Produksi Kaos Bantengan, dengan memanfaatkan publikasi secara berjejaring dan media sosial (web, fb, twitter). Beberapa grup seni bantengan telah memulai memproduksi kaos bantengan dan beberapa souvenir untuk mengisi kas komunitasnya. Penggiat Budaya, sebagai pemilik desain logo Bantengan Nuswantara telah memiliki 6 variasi desain yang akan kami aplikasikan dalam media kaos.
  3. Buku Dokumenter Bantengan Nuswantara, berisi jurnal laporan review acara dan foto dokumentasi. Mengajak partisipasi para penulis dan fotografi untuk menyusun buku ini.

Kami juga merencanakan tur pameran ratusan foto dan pemutaran 10 film dokumenter Bantengan, di Jakarta lalu kemudian harapan kami bisa terdistribusi sampai ke seluruh Nusantara.